Artikel ilmiah nilai-nilai filosofi
pencak silat
PENERAPAN NILAI-NILAI FILOSOFI PENCAK SILAT TERHADAP
PERUBAHAN PERILAKU SISWA/I SEKOLAH DASAR
Johansyah dan Yulinar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan
prilaku siswa-siswi melalui penerapan nilai-nilai filosofi pencak silat dalam
pembelajaran muatan lokal tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian ini di laksanakan
pada bulan Januari 2013, di Sekolah Dasar Negeri Ciparigi, Kota
Bogor. Metode ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dengan
pemberian tindakan awal pembelajaran berupa pengenalan nilai-nilai filosofi
pencaksilat beserta contohnya, tahap berikutnya dilakukan tindakan pemberian
penghargaan dan hukuman kepada siswa. Tehnik pengambilan data penelitian
dilakukan dengan metode observasi terbuka dengan menggunakan format check
list dan mencatat kejadian yang terjadi dilapangan selama
pembelajaran.
Hasil dari penelitian ini adalah siswa-siswi
mengetahui dan memahami nilai-nilai filosofi pencak silat dan terjadinya
perubahan prilaku positif yang bertahap dari sebelum pemberian tindakan hingga
pemberian tindakan pada siklus 1 hingga siklus 2. Pada siklus 1 prosentase
prilaku nilai-nilai filosofi pencaksilat mencapai jumlah 66.66% dari jumlah
keseluruhan siswa-siswi dan kenaikan hasil prosentase pada siklus 2 mencapai
100%.
Kata-kata kunci: nilai-nilai filosofi pencak silat, perubahan
perilaku
Pendahuluan
Proses pembelajaran muatan
lokal pencak silat guru harus dapat mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga,
internalisasi nilai-nilai (sportifitas, fair play, kerjasama, nilai-nilai filosofi pencak
silat dan lain-lain). Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di
dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental,
intelektual, emosional dan sosial. Guru dituntut tidak hanya mengajarkan gerak
dasar dan keterampilan saja, namun guru harus dapat mengajarkan nilai filosofis pencak silat yang ada
dalam ajaran
falsafah budi pekerti luhur pencak silat. Hal ini sesuai dengan konsep
dasar bahwa guru sebagai pendidik karakter.
Kenyataan aktivitas pendidikan
jasmani yang ada di Sekolah Dasar SDN Ciparigi Kota Bogor berbeda dari
gambaran pembelajaran
muatan lokal yang tertulis di atas. SDN Ciparigi adalah
sekolah dasar standar
nasional yang terletak di dalam
perkampungan masyarakat, sekolah ini memiliki siswa lebih dari 300 siswa.
Letak sekolah di sekelilingi oleh pemukiman warga.
Perilaku yang terlihat adalah siswa kurang disiplin
dengan tidak menghargai waktu dan mengahargai guru. Siswa-siswi tidak
langsung berkumpul dan berbaris dilapangan, melainkan yang mereka lakukan
adalah berbincang-bincang dan bercanda dengan teman lainnya, siswa tidak
menyadari bahwa guru sudah siap berada ditengah lapangan menunggu.
Perilaku yang mencerminkan kurang disiplin pun terlihat saat
siswa-siswi berpakaian dengan tidak rapih.
Hal inilah yang memicu peneliti
untuk memberikan perlakuan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Kota
Bogor dengan menerapkan nilai-nilai filosofi pencak silat yang ada
didalam ajaran nilai-nilai
filosofi pencak silat pada aktivitas pembelajaran muatan lokal agar
dapat diaplikasikan dilapangan serta dikehidupan sehari–hari oleh semua siswa.
Masalah dapat dirumuskan Apakah penerapan nilai-nilai
filosofi pencak silat dalam pembelajaran muatan lokal kelas 4 sekolah
dasar dapat merubah perilaku siswa-siswi SDN Ciparigi Kota
Bogor?
Landasan Teori
Nilai adalah sesuatu yang diyakini, dipegang dan
dipahami secara rasional serta dihayati secara efektif (mendalam) sebagai
sesuatu yang berharga dan yang baik untuk acuan hidup dan motivasi hidup nilai
seseorang diukur melalui tindakannya. sedang falsafah sebagai kegandrungan
mencari hikmah kebenaran serta kearifan dan kebijaksanaan dalam hidup dan
kehidupan manusia. Pengertian tersebut berkaitan dengan kata “ phio ”
yang berarti love atau kegandrungan dan “ sophia “ yang
berarti wisdom atau kearifan dan kebijaksanaan. (Noto;1997;38)
Falsafah pada dasarnya adalah pandangan dan
kebijaksanaan hidup manusia dalam kaitan dengan nilai-nilai budaya, nilai
sosial, nilai moral dan nilai agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Falsafah budi pekerti luhur menentukan ukuran kebenaran, keharusan, dan
kebaikan bagi manusia pencak silat dalam mempelajari, melaksanakan dan
menggunakan pencak silat maupun dalam bersikap, berbuat dan bertingkah laku
serta merupakan jiwa dan sumber motivasi dalam pelaksanaan dan penggunaan
pencak silat, karena itu falsafah budi pekerti luhur merupakan falsafahnya
pencak silat.
Ajaran falsafah budi pekerti dijiwai oleh
nilai-nilai pencak silat adalah ajaran falsafah budi pekerti
luhur diantaranya Taqwa, Tanggap, Tangguh, Tanggon, dan Trengginas..
- Taqwa berarti beriman teguh kepada
Tuhan YME dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Tanggap berarti peka, peduli,
antisipatif, pro aktif dan mempunyai kesiapan diri terhadap setiap perubahan
dan perkembangan yang terjadi berikut semua kecenderungan.
- Tangguh berarti keuletan dan
kesanggupan mengembangkan kemampuan.
- Tanggon (bahasa jawa) berarti
sanggup menegakan keadilan, kejujuran dan kebenaran, tangguh, konsisten dan
konsekuen memegang prinsip.
- Trengginas (bahasa jawa) berarti
enerjik, aktif, eksploratif, kreatif, inovatif, berfikir kemasa depan
(prospektif) dan mau bekerja keras untuk mengejar kemajuan.(Noto).
Istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga,
seni,bela diri dan kebatinan. Pencak silat dalah hasil budaya manusia untuk
membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya).
Sedangkan perilaku adalah respon
individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan
mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak
(antonius). Munculnya
perilaku manusia didahului oleh adanya suatu rangsangan, kemudian setelah
rangsangan itu ditangkap oleh reseptor akan diteruskan ke diskriminator dan
selanjutnya dikirim ke efektor (pelaksana) sehingga akhirnya muncul respon
berupa perilaku manusia.
Kurikulum muatan lokal menurut surat keputusan Dirjen
tahun 1987 adalah kurikulum yang diperkaya dengan materi pelajaran yang ada
dilingkungan setempat. Materi pelajaran tersebut dimasuk-masukkan kedalam
berbagai bidang studi. (http://www.masbied.com Akses tanggal 12 juni 2013). Dengan kata
lain kurikulum muatan lokal adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
bersifat desentralisasi sebagai upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan
relevansi terhadap kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang yang paling dasar
pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu
6 tahun mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pelajar Sekolah Dasar
umumnya berusia & sampai 12 tahun. Menurut Santrock, 1998, anak usia
akhir sesungguhnya dikelilingi oleh 3 lingkungan yang berbeda, yakni
keluarganya, teman sebayanya dan lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan ini
membawa dampak yang berbeda-beda terhadap tumbuh kembang anak.
Perkembangan pembelajaran muatan lokal sudah terlihat
sedikit baik dalam pembuatan serta penerapan kurikulumnya, yang harus ditambah
adalah perbaikan sikap dan perilaku dari siswa-siswii itu sendiri. Maka dari itu
peran guru atau
pelatih pencak silat harus terus berani bergerak untuk
menyebarkan dan
mengamalkan nilai-nilai filosofi
pencak silat kepada seluruh khalayak masyarakat dan
tentunya melalui
bidang pendidikan siswa-siswi pelajar sekolah, baik itu tinggkat Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupun mahasiswa.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan
pada semester ganjil, dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Kota Bogor. Waktu yang
dilaksanakan pada penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2013.
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Class Room Research, atau
lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Subjek penelitian ini menggunakan kelas 4 tahun
ajaran 2012/2013 dari Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Kota
Bogor.
Metode Observasi Terbuka (Check
List). Peneliti dan kolabor menuliskan kejadian selama pembelajaran sedang
berlangsung sesuai dengan Sub Indikator yang tertulis dalam format observasi.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data yang
terkumpul dilakukan dengan mencari sumber data dalam penelitian yaitu siswa dan
guru /
pelatih muatan lokal, dengan jenis data kualitatif naturalistik
diperoleh langsung dari observasi.
Hasil
Proses
Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Siklus 1
Dalam melihat kondisi awal
perilaku siswa SDN Ciparigi dilakukan
pengamatan selama pembelajaran yang menghasilkan banyak tingkah laku atau
perbuatan yang kurang baik, tidak disiplin dan lebih dari
setengah kelas siswa yang berperilaku tidak menghargai guru dan sesama teman
serta kurang bertanggung jawab (hasil data pengamatan ada pada lampiran 1).
Perencanaan
Tindakan
Tujuan yang diharapkan : 1) siswa memahami arti dari
nilai-nilai filosofi pencak silat yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran mulok pencak silat serta dalam kehidupan
sehari-hari dan menjadi dasar bentuk kepribadian siswa, 2) siswa memiliki
kepribadian baik dengan menerapkan nilai-nilai filosofi pencak silat.
Pelaksanaan
Tindakan
Pada siklus 1, jumlah pertemuan
dalam tiap pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, uraian
kegiatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
No.
|
Tahapan
|
Sasaran Pembelajaran
|
1
|
Pendahuluan
|
Memberikan
materi mengenai :
|
1.
Pengertian nilai-nilai filosofi pencak silat
|
||
2.
Menyebutkan nilai-nilai filosofi pencak silat
|
||
2
|
Pemanasan
|
Pemberian pemanasan mengandung nilai-nilai filosofi pencak silat
|
3
|
Koreksi Langsung
|
Koreksi
langsung terjadi selama pemberian materi, saat terjadi
perilaku nilai-nilai filosofi pencak silat atau perilaku
tidak terkandung dalam nilai-nilai filosofi pencak silat
|
4
|
Penutup
|
1. Evaluasi di akhir pembelajaran, mendiskusikan tindakan-tindakan yang
terjadi selama pembelajaran
|
2. Membahas nilai-nilai yang telah dipelajari oleh siswa selama
pembelajaran
|
||
3. Mengangkat siswa/i yang mencerminkan perilaku nillai-nilai filosofi pencaksilat.
|
||
Pada pertemuan pertama, pemahaman
konsep akan nilai-nilai
filosofi pencak silat masih kurang, hal ini dapat
dilihat siswa masih kurang menghargai guru dengan datang terlambat kelapangan
dan sering terlihat siswa masih berbicara saat guru sedang mencatat kehadiran
dan menjelaskan materi. Selama materi berlangsung siswa kurang terlihat berbagi
dengan teman dan belum terlihat menghargai teman dengan celotehan dan ejekan
yang sering diutarakan, ucapan-ucapan kasarpun masih terdengar walaupun tidak
semua siswa yang melakukan. Saat pembelajaran berlangsung,
tidak terlihat dukungan yang diberikan siswa kepada temannya, dan masih terlihat
ada batas antara siswa putri dan putra, mereka kurang mau berbagi dan berteman
dalam bentuk kelompok, hanya sedikit siswa putra yang mau bergabung dan berbagi
dengan siswi putri, dan para
siswa tidak menjaga kebersihan lapangan, membuang sampah tidak pada tempatnya.
Pada pertemuan kedua kehadiran
siswa dilapangan masih sedikit, hampir sebagian siswa masih terlambat datang kelapangan, pada
pertemuan ini guru lebih menekankan pada nilai disiplin kepada siswa
agar siswa lebih menghargai waktu. Pemahaman siswa terhadap nilai-nilai filosofi pencak silat belum
sepenuhnya terlihat, karena masih banyak terlihat siswa yang mengejek sesama teman, namun saat
penjelasan dan evaluasi siswa mendengarkan dengan seksama dan dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai nilai-nilai filosofi pencak silat. Pada
pertemuan ini guru memberikan dua kali koreksi langsung selama jam
pembelajaran, namun secara keseluruhan sebagian siswa sudah lebih sigap dalam
melaksanakan perintah yang diberikan oleh guru.
Hasil Observasi
Hasil pengamatan yang dilakukan guru, peneliti dan
kolaborator selama berlangsungnya pembelajaran memberikan hasil sebagai
berikut:
1) Siswa belum sepenuhnya paham akan nilai-nilai filosofi pencak silat.
2) Keterlambatan siswa dilapangan masih terlihat.
3) Ejekan dan ucapan kasar kepada siswa lain masih terjadi.
4) Berbicara dan bercanda saat guru sedang mecatat kehadiran siswa.
5) Siswa masih terlihat malu-malu dan tidak percaya diri dalam melakukan
gerakan-gerakan silat.
Analisis
dan Refleksi
Hasil diskusi dengan kolaborator, maka penelitian ini
dilanjutkan pada siklus kedua dengan memperhatikan beberapa hal seperti:
Mengadakan
ulasan minggu sebelumnya di sesi pendahuluan sebelum memulai
pembelajaran,
1) Pengembangan strategi pemberian didalam pemanasan dan juga didalam
pemberian materi,
2) Mengemas pembelajaran dengan mencampurkan kelompok putra dan putri.
3) Memfokuskan pada kedisiplinan siswa, etika siswa, dan keaktifan siswa.
4) Memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar dan memberikan hadiah kepada
siswa yang berkpribadian baik dan aktif.
Siklus 2
Perencanaan
Tindakan
Tujuan yang
diharapkan:
1) Siswa memahami arti dari nilai-nilai folosofi pencaksilat yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran muatan lokal serta dalam kehidupan
sehari-hari dan menjadi dasar bentuk kepribadian siswa,
2) Siswa memiliki kepribadian baik dengan menghargai waktu, guru dan siswa
lain, dan santun bertutur kata.
Pelaksanaan
Tindakan
Pada siklus 2 ini jumlah pertemuan adalah sebanyak 2 x
pertemuan, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
Tabel 2
No.
|
Tahapan
|
Pejelasan
|
1.
2.
3.
4.
|
Pendahuluan
Pemanasan
Koreksi Langsung
Penutup
|
- Mengulas
kembali pembelajaran minggu sebelumnya
- Memberikan
materi nilai-nilai
filosofi pencak silat mengenai manfaat dan tujuan
memiliki sikap taqwa,
tanggap, tangguh, tanggon, dam trengginas
Pemberian pemanasan mengandung nilai-nilaifilosofi pencak silat
Koreksi langsung terjadi selama pemberian materi, saat terjadi perilaku nilai-nilai filosofi pencak
silat atau bukan nilai-nilai filosofi pencak silat
- Evaluasi di
akhir pembelajaran, mendiskusikan tindakan-tindakan yang terjadi selama
pembelajaran
- Membahas
nilai-nilai yang telah dipelajari oleh siswa selama pembelajaran
- Mengangkat
siswa/i yang mencerminkan perilaku nilai-nilai filosofi pencak silat
|
Pada pertemuan pertama kehadiran
siswa sangat sudah semakin baik, hanya sedikit yang datang terlambat, kemajuan
perilaku yang ditampilkan siswa sudah semakin terlihat dengan tertibnya siswa
dalam sesi pendahuluan. Pemahaman akan nilai-nilai filosofi pencak silat sudah semakin
terlihat dari perilaku siswa dalam pemanasan dan selama materi, siswa terlihat
bersemangat dan mengikuti gerakan-gerakan yang diberikan oleh guru dari mulai pemanasan
hingga pemberian materi, dan saat evaluasi siswa berani mengungkapkan
pikiran-pikiran dan menjawab pertanyaan dari guru. Masih segelintir
siswa yang suka mengejek dan berucap kasar, namun sikap inisiatif siswa sudah
muncul pada pertemuan pertama ini.
Pada pertemuan kedua siswa putra
dan putri sudah semakin akrab dan mau bergabung satu sama lain dalam satu
kelompok, siswa bersemangat dalam pemanasan. Sikap inisiatif pun semakin
terlihat dan beberapa siswa terlihat ambil aktif selama pembelajaran sehingga
menjadi contoh yang baik bagi siswa lainnya. Keaktifan siswa-siswi pun terlihat
saat diskusi dalam evaluasi membahas pembelajaran yang tengah berlangsung. Jumlah
siswa-siswi yang terlambat sudah semakin berkurang pada tiap minggunya.
Hasil Observasi
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama
berlangsungnya pembelajaran dalam siklus kedua dapat dijabarkan dengan hasil
sebagai berikut:
1) Hampir semua siswa-siswi memahami nilai-nilai filosofi pencak silat, pemahaman
ini dapat dilihat dari siswa-siswi bersikap dan berperilaku baik ucapan maupun
perbuatan, inisiatif-inisiatif dan keaktifan yang sering ditunjukan,
2) Lebih menghargai waktu dengan tidak datang terlambat, jumlah siswa yang
terlambat semakin berkurang, lebih menghargai guru dengan bersikap tenang dan
tertib saat guru berbicara, dan menghargai teman dengan membantu teman dan
mendukung teman selama dalam pembelajaran.
3) Terlihatnya kemampuan siswa dalam memimpin
teman-temanny, terlihat selalu bersemangat dalm mengikuti pelajaran, siswa
terlihat berani mengakui kesalahan
Analisis Refleksi
Usai siklus kedua guru, peneliti
dan kolaborator mendiskusi pengamatan yang telah dilakukan selama siklus kedua
dan menghasilkan perbedaan hasil yang lebih baik dari siklus pertama. Berikut
adalah data berupa diagram yang dapat dilihat perbandingan hasil prilaku siswa dari observasi
awal, lalu masuk pada pemberian tindakan dalam siklus 1 hingga pada hasil
siklus 2.
Pada observasi awal hanya 29,16 % dari
jumlah keseluruhan siswa yang berperilaku nilai-nilai filosofi pencak silat,
siswa yang memiliki cerminan nilai-nilai dari taqwa, tanggap, tangguh,
tanggon dan trengginas. Pada siklus 1 diberikan tindakan berupa menerapkan
nilai-nilai filosofi pencak silat kedalam pembelajaran muatan
lokal dalam bentuk penjelasan mengenai niai-nilai filosofi pencak
silat dipendahuluan pembelajaran, koreksi langsung selama pembelajaran,
dan evaluasi dengan mengulas perilaku siswa selama pembelajaran dan
menghasilkan peningkatan sebanyak 37,5% dari observasi awal menjadi 66,66%.
Pada siklus kedua dilakukan tindakan yang sama seperti siklus 1 hanya ditambah review (ulasan) dan
tindakan sebuah penghargaan dan hukuman. Pada pendahuluan pembelajaran dan
siklus kedua menghasilkan perubahan perilaku sebanyak 100% dengan
menghasilkan peningkatan perilaku niai-nilai filosofi pencak
silat sebanyak 70,84 % dari observasi awal.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan yang disajikan dari hasil analisa
data selama pemberian tindakan yaitu berupa penerapan nilai-nilai filosofi
pencak silat dalam pembelajaran muatan lokal pada siklus 1
hingga siklus 2 terjadinya perubahan perilaku pada siswa-siswi yang cukup
meningkat, hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pengamatan pertama,
hasil siklus 1 hingga pada hasil pengamatan pada siklus 2.
Hasil dari perubahan pada perilaku siswa-siswi sesuai
dengan apa yang diharapkan dari tujuan penelitian ini yaitu, siswa-siswi
menghormati guru dan teman lainnya, lebih disiplin dan menghargai waktu dengan
berkurangnya jumlah siswa yang terlambat datang ke lapangan, berkurangnya
ejekan-ejekan dan kata-kata kasar, siswa-siswi bersemangat, aktif dan
enerjik selama pembelajaran, berperilaku baik, pantang
menyarah dan terjadinya hubungan yang harmonis, peduli antar siswa
dan siswi.
DAFTAR PUSTAKA
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Johansyah L.
(2000), Panduan praktis Pencak Silat. Jakarta: Raja
Grafindo.
Josef Matakupan. (1991). Strategi Belajar Mengajar
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Pengajaran.
Kerlinger,
Fred. (1992). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT.Raja Grafindo.
M. Otok
Iskandar dan Soemardjono, (1992) Pencak Silat, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Nurul Zuriah. (2008) Pendidikan Moral & Budi
Pekerti Dalam Perpektif Perubahan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Notosoejitno. (1997) Khazanah Pencak
Silat. Jakarta : Sagung Seto.
O’ong
Maryono (1999), Pencak Silat Merentang Waktu, Yogyakarta : Galang Press.
Ratna Dahar. (1991). Teori-teori Belajar. Bandung: Gelora Aksara Pratama..
Rusli Lutan. (2001). Olahraga dan Etika Fair Play.
Direktorat Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga.
Saifuddin
Azwar. (2008). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Samsudin. Pembelajaran. (2008). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan.Jakarta : Prenada Media
Grup.
Sudibyo
Setyobroto, (1989) Psikologo Olahraga, Jakarta : PT Anem Kosong Anem.
Sumardianto. (2000). Sejarah Olahraga. Departemen Pendidikan Kebudayaan.
Suranto,
Heru. (1993) Materi Pokok Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Pedoman Fair Play Olimpiade Olahraga Siswa
Nasional-I (OOSN-I) Sekolah
Dasar. DepdiknasTahun 2008
Teaching Values, an Olympic
Education Toolkit. IOC.2007
http://www.curriki.org/xwiki/bin/view/Blog_szakaria/PenulisanButirSoal
http://binoracom.wordpress.com/2009/05/14/fair-play-sarana-pendidikan-
karakter-anak-sd/
http://www.bahtera.org/kateglo/mod=dictionary&action=view&phrase=hormat
http://pepak.sabda.org/pustaka/040420/ (Tanggung
Jawab)
http://tdclass.blog.plasa.com/2008/05/12/definisi-persahabatan-menurut-wikipedia/
http://lead.sabda.org/disiplin_anak_dalam_keluarga
http://www.mailarchive.com/rezaervani@yahoogroups.com/msg02931.html
http://one.indoskripsi.com/karakteristik siswa
smp/penjaskes/
http://www.integral.sch.id. Disiplin Siswi di
Sekolah
http://id.wikipedia.org/wiki/sekolahdasar.
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi.php?keyword=sekolah&varbidang=all&vardialek
http://antoniusfelix-shared.blogspot.com/2008/10/definisi/persepsi.html
http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-prilaku.html
http://www.masbied.com/2010/02/20/pengembangan-kurikulum-muatan-lokal-di-sekolah
No comments:
Post a Comment